PELATIHAN ASSERTIVENESS TRAINING (AT) DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI REMAJA

Manurung, Aprida and Pranata, Lilik and Mariadi, Pra Dian and ., Ivana and ., Thomas and Afni, Nur and Putri, Dwi Annisa (2019) PELATIHAN ASSERTIVENESS TRAINING (AT) DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI REMAJA. Project Report. Universitas Katolik Musi Charitas, Palembang. (Unpublished)

[img] Text
Cover.pdf

Download (563kB)
[img] Text
BAB 1.pdf
Restricted to Registered users only

Download (292kB)
[img] Text
BAB 2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (264kB)
[img] Text
BAB 3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (153kB)
[img] Text
BAB 4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (161kB)
[img] Text
BAB 5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (242kB)
[img] Text
BAB 6.pdf
Restricted to Registered users only

Download (147kB)
[img] Text
Lampiran.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img] Text
Laporan Lengkap.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa, seperti yang dikemukan Monks (2002) perkembangan kognisi remaja berimplikasi pada perkembangan sosialnya. Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003) bahwa remaja (adolescence) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Ciri perkembangan psikologis remaja adalah adanya emosi yang meledak-ledak, sulit dikendalikan, cepat depresi (sedih, putus asa) dan kemudian melawan dan memberontak. Emosi tidak terkendali hal ini disebabkan oleh konflik peran yang sedang dialami remaja. Oleh karena itu, perkembangan psikologis ini ditekankan pada keadaan emosi remaja. Menurut Mappiare (dalam Hurlock, 1990) remaja mulai bersikap kritis dan tidak mau begitu saja menerima pendapat dan perintah orang lain, remaja menanyakan alasan mengapa sesuatu perintah dianjurkan atau dilarang, remaja tidak mudah diyakinkan tanpa jalan pemikiran yang logis. Perubahan pada psikologis anak akan berdampak buruk jika tidak di atasi dengan bijak seperti anak akan melakukan kenakalan remaja diantaranya, berbohong, berkelahi (tawuran/ prilaku kekerasan), mencuri, dan membulli hingga seks bebas. Sehingga diperlukan upaya selain untuk menanggani tetapi juga untuk pencegahan secara preventif dan promotif agar mutu kualitas remaja optimal demi menciptakan penerus bangsa yang berkompoten. Sehingga diperlukan suatu cara yang bersifat pencegahan yang berasal dari dalam diri masing-masing siswa tersebut. Assertiveness Training (AT) merupakan tindakan preventif untuk melatih seseorang mencapai perilaku asertif (Kaplan & Saddock, 2005). Hopkins (2005) menyatakan bahwa Assertiveness Training (AT) terapi untuk melatih kemampuan seseorang menggungkapakan pendapat, perasaan, sikap dan hak tanpa disertai perasaan cemas, serta melatih individu belajar mengkomunikasikan kebutuhan, menolak permintaan, mengekpresikan perasaan positi,negati secara terbuka dan asertif. Pelatihan ini terdiri dari 5 (Lima) sesi, dimana tiap sesi terdiri dari tujuan yang berbeda-beda, Sesi I : Latih kemampuan pengenalan diri dan mengubah pikiran, perasaan dan perilaku asertif, Sesi II: Latih kemampuan mengungkapakan kebutuhan,keingginan dan cara memenuhi,Sesi III: Latih kemampuan menjalin hubungan sosial dalam memenuhi kebutuhan, Sesi IV: Mempertahankan sikap aserti dalam berbagai situasi, dan terakhir Sesi V: Mempertahankan perubahan asertif dalam berbagai situasi. Manfaat akhir yang didapatkan oleh siswa adalah buku saku mengenai tiap sesi terapi yang diikuti.

Item Type: Monograph (Project Report)
Uncontrolled Keywords: Assertiveness Training (AT), Kenakalan remaja (Juvenile Delinquency), Remaja
Subjects: R Medicine > RT Nursing
Divisions: Community Service Report > Nursing of Diploma Study Program
Depositing User: Aprida Manurung
Date Deposited: 08 Apr 2025 03:45
Last Modified: 08 Apr 2025 03:45
URI: http://eprints.ukmc.ac.id/id/eprint/3372

Actions (login required)

View Item View Item